Sabtu, 01 Juni 2013

I. PERSIAPAN BENIH TEMBAKAU

           Langkah pertama dalam pembibitan adalah mengadakan benih yang bermutu dari varietas unggul. Benih yang bermutu dan varietas unggul dapat menentukan hasil tembakau. Varietas unggul tembakau dapat diperoleh dari tetua-tetua yang memiliki sifat-sifat yang unggul. Dengan telah lamanya pengembangan tembakau di Indonesia (1860), (de Jonge, 1989) maka diperkirakan Indonesia telah memiliki plasma nutfah yang besar sebagai sumber genetik untuk melakukan pemuliaan tanaman.
                 
            Benih-Benih tembakau sangat kecil dengan indeks biji 50 ± 80 mg/1 000 biji atau setiap gram mengandung 13000 butir benih, dengan demikian untuk dapat menyebar secara merata diatas bedengan tidak dapat disebarkan secara langsung.  Benih yang digunakan untuk pembibitan harus dipersiapkan dari areal khusus pembibitan dan diseleksi secara tepat. Benih harus memiliki daya kecambah lebih dari 80 %. 

            Benih merupakan sarana produksi yang menentukan hasil tembakau karena setiap benih memiliki sifat genetik dan morfofisiologis yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Benih haruslah memiliki kemurnian yang tinggi tidak tercampur benih rusak, kotoran ataupun biji gulma, daya kecambah di atas 80 % dan bebas hama dan penyakit.  Dengan demikian, untuk pengadaan - benih harus diseleksi dari pohon induk ataupun proses pemuliaan yang benar serta teknologi produksi benih yang memenuhi standar sehingga diperoleh benih unggul dan bermutu.

         Untuk pengadaan benih tersebut diperlukan sarana prasarana yang memadai serta sumber daya manusia yang memahami pemuliaan dan produksi benih. Untuk itu pengadaan benih haruslah dikelola secara profesional baik oleh instansi terkait (seperti Balitas Malang dan Badan Penangkar Benih) dan swasta yang berkecimpung dalam industri tembakau. 

         Sebagai contoh kasus, Balitas Malang telah menghasilkan beberapa varietas unggul tembakau beserta sistem produksi benihnya. Hasil dari benih ini adalah : keseragaman tanaman, vigor tanaman tinggi yang diawali oleh daya kecambah yang tinggi.  Sedangkan contoh kasus petani Temanggung yangmenggunakan benih hasil panen sendiri terdapat banyak kelemahan seperti daya kecambah serta produksi yang rendah.

                 Untuk mengatasi masalah itu, sekarang tidak perlu adanya benih tembakau secara langsung akn tetapi berkat teknologi yang semakin berkembang dapat ditemukan inovasi yaitu menggunakan benih berbentuk pillen. 
             Benih  pillen adalah rekayasa teknologi pembalutan benih sebar (coating seed) tembakau dengan memakai komposisi media tertentu. Dimana benih tembakau memiliki diameter 0,04 milimeter. Dengan benih pillen ini, satu benih terbungkus dan menjadi diameter 2 milimeter. Kemudian benih pillen tersebut ditanam pada sebuah poli bag.

"Uji coba penggantian komposisi benih pillen telah diaplikasi massal pada tahun 2012 dan hasilnya pekecambahan bisa mencapai 95 persen.

      Saya memaparkan tujuan penggunaan benih pillen tidak lain untuk memudahkan dalam penyebaran benih tembakau, efisiensi penggunaan benih murni tembakau. Selain itu juga memudahkan dalam seleksi bibit, aplikasi peracunan, dan pola siram.
    
Meminimalkan bibit stagnasi setelah pindah tanam karena akar tidak putus dikarenakan tidak adanya proses pencabutan. Benih pillen yang ditanam di polibag usia 40 hari langsung dipindah ke kebun.
Selain itu juga bisa diperoleh bibit yang seragam, sehat dan layak tanam. Serta bisa didapatkan sistem pembibitan yang murah, sederhana dan aplikatif.

1 komentar :